assalamuaikum Wr.Wb
Tidak hanya diatas namun pembahasan Aqidah juga dapat mengikuti rukun iman yaitu :
pada kesesempatan kali ini saya akan mempostingkan hasil dari tugas agama islam saya di universitas. apa yang saya lakukan ini sebenarnya tidak lebih dan tidak kurang merupakan hiburan semata bagi saya. Makalah yang saya akan post kan kali ini berjudul tentang aqidah islam, di dalam makalah tersebut saya sebgai penulis membahas tentang tujuan, manfaat, dan pentingnya Aqidah bagi manusia. ok kalu begitu kita lansung saja .............
MAKALAH
“AQIDAH”
DI
SUSUN OLEH:
1.
Rudi
Hartono
(NIM : 140810101152)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Segala pujisyukur saya
aturkan kepada Allah SWT yang terlah memberikan rahmat dan nikmatnya kepada sya
sehingga membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“AQIDAH” demi memenuhi tugas dari matakuliah pendidikan agama islam.
Agama adalah sistem
kepercayaan yang berfungsi menjembatani dan mengatur berbagai tingkah laku
manusia. Islam merupakan agama yang banyak dianut oleh umat manusia merupakan
agama yang terbesar di dunia, islam juga memiliki berbagai macam aturan yang
mengatur umatnya dama bertingkah laku sebagai mana yang tertera di dalam AQIDAH
dan Al-Qur’an yang merupakan pedoman bagi agama islam.
Dalam penyelesaian
makalh ini, tidak sedikit hambatan yang saya dapatkan. Namun saya mampu
menyelasikan makalah ini dengan lancar berkat bantuan ,dukungan , dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu atas segala dukungan yang telah diberikan,
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada terhadap Muhammad Haidlor, Lc selaku dosen pengampu dan teman kelompok penulis
yaitu:
1. Lutfiatul Hasanah
2. Dyah Savitri Febri
Ramadhani
3. Dwiki Mahmed Muazam
4. Edo Putra Wardana
Makalah ini saya buat
agar pembaca dapat mengerti sehingga para pembaca dapat mendalami ilmu agama
islam dan dapat menerapakan agama islam
dalam kehidupan sehari-hari pembaca, yang saya sajikan dari berbagai macam
sumber informasi, refrensi, dan berita.
Saya harap makalah yang
berjudul “AQIDAH” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi para
mahasiswa Universitas Jember. Sya menyadari bahwa makalah yang saya berikan
belum sempurna olah karena itu untuk Dosen pengajar Pendidikan Agama Islam saya
memohon saran dan kritik agar dapat menyempurnakan makalah berjudul “AQIDAH”
yang saya buat ini. jika ada kekurangan dan kesalah saya mohon maaf
sebesar-besarnya assalamualaikum Wr.Wb
Jember, 23 agustus 2014
Penyusun
Rudi hartono
NIM:140810101152
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR PUSTAKA ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang 3
1.2. Ruang
Lingkup Penelitian 3
1.3. Tujuan
Penelitian 3
1.4. Manfaat
Penelitian 3
1.5. Batasan
Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan
teori 5
2.2. Makna
dan Tujuan Mempelajari Aqidah 5
2.3. Aqidah
Sebagai Kebutuhan Manusia 7
2.4. Ruang
lingkup Aqidah 8
2.4.1. Aqidah
Pokok 8
2.4.2. Aiqidah
Cabang 12
2.5. Manfa’at
Beriman 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
15
3.2. Saran 15
DAFTAR
PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Agama islam adalah
sebuah agama yang memiliki banyak aturan bagi umatnya dengan tujuan menjaga
keharmonisan baik dengan agama lain maupun antara umat islam lainnya, sekarang
ini agama slam telah berkembangan sangat luar biasa dibandingkan dengan ilslam
zaman dulu yang hanya menjadi agama/kepercayaan
bagi masyarakat timur tengah, namun pada saat sekarang agama slam telah menjadi
sebuah agama mayoritas yang memiliki banyak penganut diberbagai tempat, akan
tetapi dengan banyaknya umat(sebuatan bagi orang yang memeluk islam) membuat
Agama Islam terbagi menjadi berbagai jenis, namun hal tersebut tidak membuat
islam tepecah belah, hal ini dikarenakan karena Agam islam memiliki sebuah pedoman
dasar yang menjadikan semua jenis agama islam diberbagai tempat menjadi satu,
pedoman dasar tersebut adalah Aqidah. Aqidah merupakan aturan dasar islam yang
di ambil dari kitab Al-Qur’an (kitab bagi umat islam).
Seiring berjalannya
waktu di di berbagai tempat agama islam telah memudar dikarenakan berbagai faktor,
antara lain adalah lemahnya ajaran islam di berbagai tempat dikarenakan factor
keturunan diman seorang anak memeluk islam karenakan ayah dan ibunya merupaka
islam sehingga menyebabkan anak tersebut memeluk agama islam tanpa tau dasar-dasar
agama islam, kurangnya kyai sebagai seorang ahli dibidang agama islam yang
bertugas memberikan pengetahuan yang lebih tantanf agama islam, serta pengaruh
pengetahuan yang tidak selaras dengan ajaran islam.
1.2.
Ruang
Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan
mencakup pengertian, manfaat dan tujuan dari Aqidah islam terhadap manusia di
dalam ke hidupan sehari hari dan pentingnya Aqidah bagi manusia.
1.3.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Membantu
menguatkan iman mahasiswa agar tidak terpengaruh oleh perkembangan.
2. menanamkan
pola pikir mahasiswa sesuai dengan ajaran Aqidah islam.
1.4.
Manfaat
Penelitian
Manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Memberikan
mahasiswa pengetahuan mendalam tentang Aqidah.
2. Memberitahu
kepada mahasiswa tentang betapa pentingnya Aqidah bagi manusia.
1.5.
Batasan
Masalah
Dalam makalah ini penulis hanya
menjelaskan pengertian tentang aqidah, pengaruh, manfaat manfaat tentang aqidah
terhadap kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Landasan
Teori
Aqidah, memiliki arti umum
dalam bahasa arab sebagai iman yang memiliki arti Semua sistem kepercayaan, aqidah selalu bersifat
mutlak atau tidak dapat diubah, merupakan sesuatu yang telah di tetapkan oleh
Allah SWT yang harus di jalankan bagi umatnya. Pondasi akidah Islam didasarkan pada Hadits Jibril, namun
Aqidah sendiri memiliki arti lain dalam bahasa arab yaitu kepercayaan atau keyakinan yang kuat sedangkan menurut
istilah Terminologi Aqidah memiliki arti iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Aqidah ditunjukkan sebagai iman kepada Allah
Swt., para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, serta
pada Qadla dan Qadar. Namun, bukan berarti selain itu tidak ada lagi perkara
yang wajib kita imani. Enam perkara tersebut merupakan kerangka akidah. Masih
banyak perkara lain yang termasuk dalam akidah, seperti iman terhadap ajal,
rizki, tawakal kepada Allah Swt., iman dengan pertolongan Allah, iman terhadap
sifat-sifat Allah, iman terhadap kema’shuman para Nabi dan Rasul, mujizat
al-Quran, dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan
Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti
kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat
kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang
telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang
ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus)
dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara
ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan
As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salaf
as-Shalih.
2.2.
Makna
dan Tujuan Mempelajari Aqidah
Segala sesuatu pasti
memiliki sebuah alasan dan makna, tidak dapat dipungkiri juga bagi Aqidah.
Islam adalah agama yang berpegang teguh terhadap aturan-aturan dan keyakinan
meraka yang mereka sebut Aqidah. “Lalu apakah kalian pernah berpikir kenapa dan
apa tujuan Aqidah tersebut?”,
Kebanyakan umat islam di Indonesia tidak
pernah mempermasalahkan apa itu Aqidah dan kenapa itu bisa ada, khususnya bagi
kalangan pemuda.
“Islam KTP” adalah
sebutan bagi para umat islam di Indonesia berfikir “masa bodoh tentang agama”, ke
tidak selarasan antar perkembangan ilmu pengetahuan dan ke imanan seseorang adalah
yang mendasari itu semua, lalu apakah kalian tahu “bahwa dengan mempelajari
Aqidah dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan kita?”. Salah satunya
adalah “memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan
hidup”.berikut adalah manfa’at-manfa’at dalam mempelajadi Aqidah bagi kehidupan
sehari hari:
1. Memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan
hidup yang hakiki karena mempunyai hubungan batin yang dekat dengan Allah SWT.
2. Mendapat jaminan surga dan selamat
dari neraka apabila benar-benar berpegang teguh terhadap aqidah islam
secara sempurna.
3. Memperoleh petunjuk hidup yang benar
sesuai dengan kehendak Allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta termasuk
diri kita sendiri.
4. Selamat dari pengaruh kepercayaan
lain yang hanya akan membawa kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran.
5. Tidak mudah terpengaruh dengan
kemewahan hidup di dunia karena kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di
akhirat kelak.
Rasulullah SAW
menyatakan bahwa pada setiap diri manusia ada sekepal daging. Maka
apabila daging itu menjadi sehat, sehatlah diri seseorang tersebut. Dan
sebaliknya juga, apabila sekepal daging tersebut menjadi tidak sehat, maka
tidak sehat pula diri seseorang. Dengan demikian sekepal daging yang dimaksud
merupakan hati. Karena hati manusia telah memiliki aqidah Islam yang benar
tentunya akan melahirkan perilaku yang baik berdasarkan dengan aqidahnya.
Adapun perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Aqidah Islam, yaitu antara lain :
1.
Beribadah kepada Allah SWT dengan hati yang ikhlas tanpa
perasaan terpaksa dan terbebani.
2.
Berusaha dengan sungguh-sungguh sepenuh hati untuk
memurnikan niat dalam beribadah kepada Allah SWT.
3.
Berusaha menghindarkan diri dari segala bentuk kesesatan,
baik dalam beribadah maupun perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Berusaha untuk meningkatkan ketaatan dan ketakwaan kepada
Allah SWT dalam bentuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada
sesama manusia.
5.
Tidak mempercayai adanya makhluk gaib yang dapat
mempengaruhi nasib manusia karena hal itu merupakan termasuk syirik.
2.3.
Aqidah
Sebagai Kebutuhan Manusia
Aqidah
merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan
prinsipil membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya. Dalam kehidupan
manusia, aqidah merupakan dasar hidup (fondasi) untuk mendirikan bangunan
(beramal). Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, semakin kokoh pula fondasi
yang dibuat. Jika fondasinya lemah, bangunan akan cepat ambruk. Dan akhirnya
tidak ada bangunan tanpa fondasi
Seperti
kontraktor, membangun gedung bertingkat, fondasinya harus kuat agar tidak cepat
hancur dan mengecewakan pemiliknya. Penguasa harus menguasai landasan etika
berdagang agar tidak mengalami kerugian. Demikian juga manusia agar hidupnya
sukses dan tahan dalam menghadapi setiap dinamika kehidupan maka dituntut
memiliki pegangan yang kuat (aqidah).
Karena
aqidah adalah fondasi, maka aqidah merupakan kebutuhan dasar manusia untuk
meluruskan fitrah serta mengaktualisasikan misi kemanusiaan. Manusia tanpa iman
akan kehilangan harkat dan martabatnya sebagai mahluk yang mulia. Bahkan
menurut kitab suci, manusia yang demikian akan kehilangan eksistensi dasar
nilai manusia kemanusiaan (iman dan amal shaleh).
Oleh karena itu secara
garis besar dari apa yang kita pelajari di dalam manfaat mempelajari Alqidah
dapat disimpulkan bahwa Aqidah merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi manusia
dalam pemenuhan kebutuhan rohani manusia tersebut. Penggunaan Aqidah sebagai
dasar kehidupan manusia telah di gunakan sejak zaman rasulullah saw. Hal ini saya
buktikan dari kutipan artikel yang saya baca yaitu sebagai berikut:
“………. Akidah pula yang menentukan arah pandang, cita-cita,
dan tujuan yang dianut oleh para pemeluknya; diyakini kebenarannya,
diperjuangkan, dipertahankan, serta disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Rasulullah saw. bukan hanya membina para sahabatnya dengan akidah yang kuat,
tetapi juga ketika membangun masyarakat Islam dan mendirikan pemerintahan Islam
di Madinah. Beliau mendasarkannya pada akidah Islam, padahal ayat-ayat yang
berkaitan dengan tasyri’ (yang menyangkut hukum Islam) belum
lagi sempurna diturunkan. Meskipun demikian, Rasulullah saw. menjadikan
syahadat Laa ilaaha illallah sebagai asas segalanya; asas bagi
kehidupan seorang muslim; asas yang menghubungkan interaksi sesama muslim; asas
yang mendasari hubungan antar sesama manusia; asas untuk menyelesaikan berbagai
perkara kezaliman; menyelesaikan perselisihan; asas bagi kekuasaan; serta asas
bagi kehidupan bernegara. Hal ini dapat disimak dalam Piagam Madinah (watsîqah
Madinah) antara kaum Muhajirin, Anshar, Yahudi, dan kabilah lain, antara
lain disebutkan:
Sesungguhnya
apabila terjadi kejadian atau perselisihan di antara mereka yang terlibat
perjanjian ini serta dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan, hal itu harus
dikembalikan kepada Allah SAW dan Rasulnya…….”
Berdasarkan uraian cerita tersebut bermakna bahwa setiap tindakan
manusia sangat membutuhkan adanya Aqidah yang berfungsi menjadi sebuah pilar
yang mendasari semua tindakan manusia dan hal tersebut juga telah di terapkan
oleh Rasul kita yaitu Nabi Muhammad saw. Dan masih ada banyak yang membuktikan bahwa penggunaan Aqidah dalam kehidupan
sehari-hari memiliki banyak tujuan dan manfaat masing-masing baik dalam bidang
ilmu, ekonomi , dan lain-lain.
Dari
diatas dapat di garis bawahi bahwa setiap rukun iman yang ditetapkan menjadi
salah satu Aqidah umat islam merupakan salah satu contoh dalam pentingnya
sebuah Aqidah dalam asas kehidupan
manusia, khususnya bagi umat beragama islam.
2.4.
Ruang
lingkup Aqidah
Ruang
lingkup aqidah dibagi menjadi dua yaitu Aqidah pokok dan Aqidah cabang
2.4.1.
Aqidah
Pokok
Aqidah Islam berawal dari
keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa
dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya. Kemaha-Esaan Allah dalam zat, sifat,
perbuatan dan wujdunya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman
pertama
Menurut sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam meliputi :
Menurut sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam meliputi :
1. Ilahiyat,
yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan Tuhan (Allah),
seperti wujud Allah, sifat Allah dll
2. Nubuwat,
yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah dll
3. Ruhaniyat,
yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti
jin, iblis, setan, roh dll
4. Sam'iyyat,
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'i,
yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah, akhirat
dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dan lain-lain.
Tidak hanya diatas namun pembahasan Aqidah juga dapat mengikuti rukun iman yaitu :
1. Kepercayaan
akan adanya Allah dan segala sifat-sifatNya
2. Kepercayaan
kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk rohani lainnya seperti
Jin, iblis dan Setan)
3. Kepercayaan
kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada rasul
4. Kepercayaan
kepada Nabi dan Rasul
5. Kepercayaan
kepada hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu
6. Kepercayaan
kepada takdir (qadha dan qadar) Allah.
Adapun
penjelasan tentang Aqidah bedasarkan rukun iman sebagai berikut:
1. Iman
kepada Allah SWT
Pengertian
iman kepada Allah ialah:
·
Membenarkan
dengan yakin akan adanya Allah.
·
Membenarkan
dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam, makhluk
seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluknya.
·
Membenarkan
dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari
sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai segala yang baru (makhluk).
Dengan
demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala perbuatan
dengan beribadah kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya, mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat, dengan
ciptaan-Nya di muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan
Allah.
2. Iman
Kepada Malaikat
Beriman
kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai
“malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya.
Adapun
di antaranya nama-nama dan tugas malaikat adalah sbb :
·
Malaikat Jibril,
bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-nabi dan rasul
·
Malaikat Mikail,
bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam seperti melepaskan
angin, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
·
Malaikat
Israfil, bertugas meniup terompet di hari kiamat dan hari kebangkitan nanti.
·
Malaikat Izrail
(Malaikal maut) bertugas mencabut nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya.
·
Malaikat Raqib
dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan manusia
·
Malaikat Ridwan
bertugas menjaga surga dan memimpin para pelayan surge
·
Malaikat Malik,
bertugas menjaga neraka dan pemimpin para malaikat menyiksa penghuni neraka
·
Malaikat yang
bertugas memikul Arasy
·
Malaikat yang
menggerakkan hati manusia bentuk berbuat kebaikan dan kebenaran
·
Malaikat yang
bertugas mendoaka orang-orang yang beriman supaya diampuni oleh Allah segala
dosa-dosanya diberi ganjaran surga dan dijaga dari segala keburukan dan doa-doa
lain.
Dengan beriman kepada
malaikat-malaikat-Nya, maka kita akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan
Allah swt. lebih bersyukur akan nikmat yang diberikan dan berusaha selalu
berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangannya. Karena malaikat selalu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
3. Iman
kepada kitab kitab Allah SWT
Keyakinan
kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu
memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Tuhan ialah beritikad bahwa
Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan
itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi
pedoman hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara
individu maupun masyarakat. (5)
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya.
1. Taurat, yang
Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam.
2. Zabur, ialah
kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Daud
alaihi sallam.
3. Injil,
diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat
4. Shuhuf, (lembaran-lembaran)
yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.
5. Al-Quran, kitab
yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada Nabi
Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam.
4. Iman
kepada Rasul-Rasul Allah SWT
Yakin
pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara Nabi
dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu,
akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat
manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang
diterima kepada umat manusia.
Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, mati dan sifat-sifat manusia lainnya. Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir tidak ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul sesudahnya.
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang diperintahkan oleh Allah.
Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, mati dan sifat-sifat manusia lainnya. Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir tidak ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul sesudahnya.
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang diperintahkan oleh Allah.
5. Iman
kepada hari akhir
Rukun
iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat
penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai
hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu
merupakan hari yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing.
6. Iman
kepada Qada dan Qadar.
Dalam
menciptakan sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum sebab
akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal
khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini mencakup dalam ciptaannya,
baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.
Pengertian
di atas sejalan dengan penggunaan qadar di dalam Al-Qur’an berbagai macam
bentuknya yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah SWT, yang
termasuk hukum sebab akibat yang berlaku bagi segala makhluk hidup maupun yang
mati.
2.4.2.
Aqidah
Cabang
Yang dimaksud aqidah
cabang adalah cabang-cabang aqidah yang pemahamannya bervariasi dari
masing-masing aspek rukun iman yang enam. Misalnya munculnya perbedaan pendapat
dalam membicarakan zat Tuhan, sifat Tuhan, dan perbuatan Tuhan. Misalnya dalam
soal zat Tuhan, muncul pertanyaan apakah Tuhan berjisim atau tidak. Dalam masalah
sifat Tuhan apakah Tuhan mempunyai sifat? Dalam soal perbuatan, apakah tuhan
wajib melakukan perbuatan? Dalam soal percaya kepada malaikat, apakah iblis
termasuk golngan malaikat? Delam soal iman kepada kitab, apakah wahyu makhluk
atau bukan. Semua isu tesebut muncul setelah umat Islam terpecah atas beberapa
golongan seperti Syiah, Khawarij, dan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
2.5.
Manfaat
beriman
Pengertian
iman menurut bahasa adalah mempercayai atau membenarkan. Iman berasal dari kata
aamana-yu’minu yang berarti tasdiq mempercayai atau membenarkan, dan menurut
istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati diucapkan dgn lisan dan dibuktikan
dgn amal perbuatan.
”Sahl
bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu
beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya
Ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dgn Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa
disertai perbuatan adalaha kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa
diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan
ketulusan niat tanpa dilandasi dgn sunnah adalah bid’ah.
Adapun
bebrbagai macam fungsi iman yaitu:
·
Iman dengan
disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci akan dibukakanya
kehidupan yang baik, makmur dan sejahtera
·
Iman dapat
menimbulkan ketenangan jiwa
·
Iman akan
menimbulkan kasih sayang antar sesame
·
Lebih
mendekatkan diri kepada sang pencipta
·
Iman akan
membebaskan manusia dari kekuasaan orang lain
·
Orang beriman
akan mendapatkan pertolongan dari allah SWT
·
Membawa
keberkahan dilangit dan di bumi
·
Memberikan
ketengan dalam jiwa
·
Dijanjikan akan
mendapatkan syurga
·
Dengan iman
hidup akan terarah
·
Iman membawa
manusia pada kedamaian
·
Dengan iman
hidup kita lebih sederhana
·
Dengan iman
ketika akan menjadi lebih semangat dalam mencapai sesuatu
·
Iman membuat
kita menjadi lebih sabar
Dan
adapula fungsi iman sebagai pembentuk sifat-sifat terpuji di dalam manusia
ialah:
·
Teguh dalam
pendirian
·
Tegas dalam
mengambil sikap
·
Mudah menerima
nasihat
·
Selalu takut
pada allah
·
Menjalankan
perintah allah dan menjauhi laranganya
·
Senang mencari
dan menambah ilmu
·
Sederhana dan
selalu menjaga kebersihan
·
Mempunyai
semangat yang tinggi dalam melakukan amal
·
Mempunyai sifat
was-was dalam bertindak dan menagambil keputusan
·
Lebih tenang
dalam mengambil keputusan
·
Memiliki sikap
sosial dan toleransi yang sangat baik
Dari
berbagai manfaat yang di dapatkan dari iman diatas dapat disimpulkan bahwa
orang yang beriman akan mendapatkan manfaat pembentukan sifat-sifat yang
terpuji yang dapat di guanakan di kalangan mansyarakat sebagai dasar
pembentukan hidup sosial yang harmonis.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Aqidah merupak hal penting
bagi manusia dikarenakan dengan adanya aqidah seseorang dapat lebih mengontrol
diri sendiri sesuai degan fungsi aqidah secara umum yaitu adalah Semua sistem kepercayaan, itu disebabkan
karena semua manusia memerlukan sebuah kepercayaan diri agar dapat menjalani
kehidupan mereka dengan lebih baik.
3.2.
Saran
Inilah
yang bisa saya berikan meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Jika dalam
penulisan makalah ini masih banyak kesalahan saya sebagai penulis meminta maaf
sebesar besarnya dan harap maklum dikarenakan saya merupakan manusia yang pasti
tak luput dari salah, saya juga butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Saya juga
mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama
Islam (PAI73) Bapak Muhammad Haidlor, Lc
selapu Dosen Pengampu yang telah memberi saya tugas membuat makalah demi
kebaikan diri sendiri serta untuk negara dan bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah
·
http://aminkerumutan.blogspot.com/2012/11/iman-dan-funsingya-dalam-kehidupan.html
·
http://isma-ismi.com/akidah-islam.html
·
http://litaniaager.wordpress.com/2011/07/24/aqidah-islam/
·
http://aqidahislam.wordpress.com/2006/11/17/penjelasan-rukun-iman/
·
http://muhammadrusdie.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup-aqidah.html
·
http://tafsiranmanusia.blogspot.com/
semoga apa yang di postingkan kali ini bermanfaat bagi kalian semua...
EmoticonEmoticon